Selasa, 08 September 2015

Bersyukur Setiap Hari

Assalamu alaikum,

Hai readers,

Ada beberapa hal yang membuat aku berkali kali lipat mengucap syukur hari ini. Pertama, pagi tadi, sebelum berangkat ke kantor, aku sempat ngobrol sebentar sama tetangganya bulekku (karena aku masih numpang tinggal sama bulekku) di sebelah rumah. Tetangganya bulekku itu punya bayi yang umurnya baru genap 2 tahun bulan Desember nanti. Singkat cerita, ternyata untuk menghidupi anaknya (karena ditinggal suaminya pergi entah kemana) tiap jam 9 pagi sampai jam 7 malam dia kerja sebagai pengasuh anak dan pembantu rumah tangga di rumah kenalan ibunya yang jaraknya 15 kilometer dari rumah. Anaknya tentu dititip sama ibunya yang kadang nyambi kerja jadi tukang pijet bayi. Meninggalkan balitanya sendiri sejauh 15 kilometer demi mengasuh balita lain yang bukan anaknya, gak membuat dia jadi galau. Demi anaknya dia memang udah siap lahir batin akan melakukan apapun. Demi kesejahteraan keluarganya, dia harus bekerja dengan pola seperti itu. Dan sesuai ceritanya, ternyata, maaf, gajinya pun cuma habis untuk 2 minggu pertama. Selebihnya (mungkin) mengandalkan dari ibunya atau rejeki dari Allah. Dari nada bicaranya juga dia gak kelihatan mengeluh, menyesal ataupun minta dikasihani. Buat dia, ini udah jadi perjalanan hidupnya dan asal anaknya sehat, keluarganya bahagia, dia udah merasa cukup. Berkaca dari kasusnya, aku bersyukur dengan kehidupanku sekarang. Aku memang single parent, punya balita umur 2 tahun lebih yang atraktif-nya bukan main. Aku juga tiap hari jumpalitan kerja sendiri buat anakku. Tapi masih beruntung karena tempat kerjaku gak sejauh dia, jam kerjanya pun fleksibel. Bos-ku super duper baik. Alhamdulillah aku masih cukup (punya uang lebih) untuk bisa ini itu sama anakku. Sekali lagi, syukur Alhamdulillah.

Kedua, pas sarapan, ketemu sama teman cewek (ibu-ibu) waktu kerja di Jepara, ngobrol sebentar, nanya kabar dan dia cerita kalo udah 18 tahun nikah belum juga dikaruniai momongan. Maaf ini bukan mengecilkan hati teman-teman yang belum punya momongan, dan gak bermaksud sombong juga karena aku sudah punya anak. Aku ini yakin kalau anak itu memang dari Allah yang dititipkan ke manusia. Bukan diciptakan oleh manusia. Aku cuma pingin bersyukur bahwa dengan segala keterbatasan aku sebagai perempuan, Allah menitipkan Honey anakku buat aku dan buat membantu aku menjadi orang yang lebih baik lagi. Entah apa jadinya kalau aku gak ada Honey, mungkin aku masih ada di dunia yang gak jelas atau malah bisa aja mati di tengah jalan. Sekali lagi, syukur Alhamdulillah. Ternyata rezeki bukan hanya berupa materi tapi bisa juga berupa anak. Ini menurut aku ya teman-teman.

Ketiga, dapet tugas dari bosku ngurusin PBB di Jepara Kota. Oke lah berangkat. Sampai disana disuruh ke bagian umum untuk bikin janji dulu sama bagian yang yang ngurusin PBB. Yang buat aku nyeesss banget itu, aku liat ada satu ibu-ibu pake seragam PNS (kayaknya sih kerja di bagian umum itu) dan dia nyambi jualan makanan kecil macam gorengan, es jus, roti dan sebagainya. Setelah dilihat lagi, di kolong mejanya, ada anak kecil yang tidur pulas sambil nonton laptop yang lagi muterin Youtube. (eh apa laptop yang nonton anak kecil tidur ya?). Dan ternyata setelah aku lihat, di sekelilingnya ada sekitar 3-4 anak-anak yang ikut ibunya kerja dan main-main di kolong meja ibunya. Salut banget aku sama ibu bekerja yang sanggup sambil ngurus anak dengan alasan apapun. Semoga Allah memberikan rezeki yang setimpal ya. Aku percaya Gusti Allah mboten sare. Lagi-lagi aku inget sama anakku. Mungkin saat ini emang waktu tidur siangnya Honey. Tapi alhamdulillah dia gak tidur di kolong meja, at least dia ada yang jaga di rumah jadinya gak perlu ikut aku kerja dan tidur pulas di kolong meja. Sekali lagi, alhamdulillah ada bulekku yang jagain Honey. Jadinya aku bisa kerja tanpa kepikiran terus. Rezeki bukan hanya uang aja kan? Bahwa ada yang mengasuh anak kita supaya kita lebih tenang bekerja, juga merupakan rezeki dari Allah yang gak bisa dinilai oleh rupiah. 

Sekian curhat di siang bolong ini. Memang benar yah manusia itu harus terus selalu diingatkan agar selalu bersyukur. Apalagi diriku ini. Susah banget bersyukurnya. Kadang ada yang bilang syukur sama pasrah itu beda tipis. Ya emang dapetnya segitu ya bersyukur aja. Gak usah ngoyo mau dapet yang lebih. Tapi kalo menurut aku, setelah kita bersyukur, lebih baik kan kita makin semangat untuk meraih yang lebih baik lagi. Karena sesungguhnya jika kita terus melihat ke atas, maka yang terlihat adalah sesuatu yang tak ada habisnya. Tapi jika kita melihat ke bawah, maka rasa syukur-lah yang akan selalu kita ucapkan. Peace ya teman-teman.

Gambar dari aliexpress.com

Kisses, 


karinacinderella